
Pagi hari yang indah, matahari bersinar
menghangatkan dunia. Ranting-ranting pohon berjatuhan silih berganti menanti
sebuah kemarau panjang yang tak kunjung datang. Tak jauh dari situlah terjalin
hubungan persahabatan dua orang anak manusia yang sangat erat.
Pangeran Kodok namanya, dia adalah
manusia yang sederhana dan baik hati. Walaupun dia tidak mempunyai ketampanan
dan harta yang bergelimangan, tetapi dia mempunyai hati yang tulus dan
bijaksana. Dengan segala kekurangannya tersebut ia dapat menjadikannya suatu
kelebihan untuk membantu orang lain.
Pangeran Kodok mempunyai seorang
sahabat yang bernama Rizal. Mereka berdua mempunyai suatu ikatan persahabatan
yang sangat erat, bahkan persahabatan itu sudah mereka jalin sejak mereka masih
kecil.
Hari demi hari silih berganti, bulan putih pun memancarkan sinarnya
yang elok nan indah. Tak terasa kini tibalah waktunya, saat ini pangeran kodok
genap berusia 17 tahun. Usia dimana seorang remaja belia menikmati masa mudanya
dengan seorang gadis, tetapi saat itu Pangeran Kodok belum mempunyai seorang
kekasih. Hati kecil Pangeran Kodok pun bertanya-tanya,
“ Mengapa di masa mudaku yang indah ini Tuhan
belum mempertemukan aku dengan seorang gadis yang aku cinta. Aku menyadari
sepenuh hati kalau aku tidak rupawan dan bergelimang harta, aku merasa dunia
ini hanya milik Si cantik dan Si tampan. Lalu mau kemana orang-orang seperti
aku ini?” tegas pangeran kodok dengan
hati kesal.
Malam yang mencekam, udara malam terasa menusuk tulang. Lewat tengah
malam, Pangeran Kodok terbangun sejenak dari tidurnya akibat mimpi aneh yang
dialaminya. Dalam mimpi itu Pangeran Kodok bertemu dengan seorang laki-laki tua
yang memakai baju putih. Kemudian orang tersebut menghampiri Pangeran Kodok dan
meminta setetes air. Dengan hati yang tulus Pangeran Kodok pun bersedia membantu
orang tua tersebut. Setelah Pangeran Kodok menolong orang tua tersebut,
kemudian orang tua tersebut berkata,
“ Hey,,, anak muda kamu sangat baik, hatimu
sangat tulus. Pasti suatu saat nanti kamu akan bertemu dengan seorang puteri
yang cantik dan berhati emas, dan kelak dia akan menjadi jodohmu.”
Dengan penuh rasa penasaran, Pangeran Kodok mencari tau apa arti mimpi
yang dialaminya tadi malam. Dengan rasa malu Pangeran Kodok menanyakan mimpi
yang dialaminya tadi malam kepada sahabat baiknya,
“ Ehh,,Zal…Rizal.
Tadi malam aku bermimpi aneh, dalam mimpiku itu aku bertemu dengan orang tua
berpakaian serba putih. Dalam mimpi itu dia meminta setetes air. Setelah aku
menolongnya kemudian orang tua itu mengatakan, kalau suatu hari nanti aku akan
bertemu dengan seorang gadis cantik, dan gadis itu kelak akan menjadi jodohku.”
Ucap Pangeran Kodok. Rizal pun menjawab dengan tertawa terbahak-bahak,
” Ha…Ha…Ha…Hari
gini masih percaya mimpi, mimpi itu hanya bunga tidur. Jadi jangan
dikait-kaitkan dengan kehidupan nyata. Lagi pula ini sudah jaman modern, kok
masih percaya pada hal-hal tahayul seperti itu.”
Cukup puas dengan
jawaban yang diberikan Rizal, kemudian Pangeran Kodok tersipu malu dan
menyimpan rasa penasaran itu di dalam hati kecilnya.
Pagi yang cerah, matahari mengintip di balik gunung.
Burung-burung bernyanyi silih berganti membunuh kesunyian.
Seperti hari-hari biasanya, pagi itu Pangeran Kodok dan Rizal berangkat sekolah
bersama. Setelah mereka tiba di pintu gerbang sekolahnya, mereka dikejutkan dengan
seorang gadis cantik. Ternyata gadis cantik itu murid baru di sekolah mereka.
Pangeran Kodok kemudian menghubungkan mimpi yang pernah ia alami dengan
gadis cantik itu. Tak lama kemudian Pangeran Kodok ingin mencari tahu siapa nama
gadis cantik itu. Kemudin Pangeran Kodok menghampiri gadis cantik itu dan
berkata,
” Maaf sebelumnya,
sepertinya aku baru pertama kali melihat kamu di sekolah ini, apakah kamu murid
baru di sekolah ini?”
Dengan malu-malu
gadis itu menjawab,
“ Ya,,,aku memang
murid baru di sekolah ini. Senang bertemu denganmu, aku Tari pindahan dari luar
kota. Rumahku
di dekat sini, kalau kamu mau kamu boleh main ke tempatku. Kalau boleh tau,
nama kamu siapa?”
Hati Pangeran Kodok
semakin berdebar-debar seakan-akan ia tidak percaya kalau ini sebuah kenyataan.
“ Namaku Pangeran
Kodok, kalau temanku ini namanya Rizal. Dia akan menjadi teman satu kelas
dengan kita. Kami berdua sangat senang karena bisa berkenalan denganmu!”
Dari situlah
mereka memulai hubungan persahabatan.
Hari-hari pun kian berganti, benih-benih cinta pun mulai tumbuh di hati
Pangeran Kodok. Akibat kebaikan dan kecantikan Tari, Rizal pun juga jatuh cinta
pada Tari. Tak disangka, tak diduga oleh Pangeran Kodok kalau Rizal sahabat baiknya juga menaruh hati
pada wanita yang juga ia cinta.
Akibat dari cinta pada wanita yang sama, maka tumbuhlah perselisihan
diantara mereka. Demi mendapatkan wanita yang mereka cinta, mereka berusaha mati-matian
menarik perhatian Tari. Suasana semakin memanas, Rizal pun tidak mau mengalah
begitu saja meski dengan sahabatnya sendiri.
Dengan sikap bijaksana, akhirnya Pangeran Kodok mau mengalah kepada
sahabatnya. Lalu, Pangeran Kodok bertanya,
“ Rizal jawab
dengan jujur, apakah kamu sangat mencintai Tari?”
Kemudian Rizal
menjawabnya dengan lantang,
“ Ya,,,aku sangat
mencintai Tari, bahkan melebihi cintamu untuknya.”
Kecewa dengan
jawaban Rizal dalam hati kecil Pangeran Kodok berkata,
“Kenapa kita harus
mencintai wanita yang sama? Apakah di dunia ini Tuhan menciptakan wanita cantik
hanya dia seorang?? Aku sadar kalau aku tidak tampan dan tidak kaya seperti
sahabatku Rizal. Tetapi mengapa Tuhan begitu tidak adil kepadaku?”
Dengan besar hati dan ketulusan yang
suci, Pageran Kodok menerima sebuah kenyataan kalau ia harus melupakan cinta
sejatinya itu. Pangeran Kodok sadar kalau cinta itu tidak harus memiliki.
Karena mencintai berarti memberi, bukan meminta.
Mendengar kata-kata Pangeran Kodok
tersebut, Rizal merasa tersentuh hatinya dan menyadari kesombongannya kepada
sahabatnya. “Maafkan aku ya,,,,aku sadar selama ini hanya kamu sahabat aku, aku
mau kita menjadi sahabat lagi seperti dulu. Dan aku juga berjanji tidak akan
mencintai Tari, dia akan tetap jadi sahabat kita.”
Akhirnya mereka berdua sadar bahwa
ternyata sahabat adalah segalanya, hanya sahabat yang akan ada di saat kita
sedih ataupun senang.
0 komentar:
Posting Komentar